Minggu, 04 Agustus 2013

Jean Ball – Teori Kursi Goyang (Deck-Chair Theory)

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Jean Ball – Teori Kursi Goyang (Deck-Chair Theory)
Tentang Kesejahteraan Emosional Maternal
 A.    Pengertian Teori Jean Ball
Teori Jean Ball adalah dasar pemikiran menurut penelitian yang bernama Jean Ball, seorang midwife” (bidan) dari British. Beliau melakukan risetnya secara intensif terhadap kebutuhan wanita pada masa postnatal, dan konsekuensinya bagi wanita yang mendapat asuhan dari berbagai unit pelayanan.
Teori ini mengemukakan tentang keseimbangan emosional itu, yang diibaratkan pada kursi “goyang”. Teori ini sering disebut kursi goyang karena tingkat emosional seorang ibu harus berada pada titik seimbang (stabil) sehingga mirip dengan kursi goyang dimana beban harus seimbang pada titik tumpu, karena jika tidak, kursi akan condong ke arah yang memiliki beban yang berat, begitu juga dengan pengendalian emosional seseorang.

B.     Tujuan Teori Jean Ball
Agar ibu mampu melaksanakan tugasnya sebagai ibu secara fisik maupun psikologis. Psikis dalam hal ini tidak hanya pengaruh emosional tapi juga proses emosional agar tujuan akhir memenuhi kebutuhan untuk untuk menjadi orang tua terpenuhi. Dalam hal ini dukungan dari suami dan keluarga sangat diperlukan demi psikologis (kejiwaan) seorang ibu.
C.    Hipotesa Jean Ball
“Respon emosinal terhadap perubahan setelah melahirkan akan dipengaruhi oleh personality / kepribadian dan dukungan yang diterima dari system support/dukungan keluarga dan sosial. Cara asuhan yang diberikan oleh bidan selama postnatal akan mempengaruhi proses emosional wanita terhadap perubahan setelah kelahiran.”
D.    Teori Jean Ball
Pembagian Teori Jean Ball mencakup 3 kategori yaitu :
  1. Teori perubahan
Perubahan mental ibu sebelum dan sesudah menjadi ibu akan jelas terlihat dalam kehidupan baik itu secara fisik maupun psikologis si ibu. Secara fisik dapat kita lihat pada perubahan bentuk tubuh setelah melahirkan anak. Sedangkan secara pssikologis misalnya dalam pematangan mental (pendewasaan sikap) setelah melahirkan (post partum) ibu tidak hanya berfikir untuk anak dan keluarganya.
2. Teori stress, coping, dan support
Tingkat emosional sangat mempengaruhi mental ibu. Oleh karena itu dukungan atau support dan motivasi dari keluarga terhadap perubahan-perubahan yang timbul terutama perubahan yang bersifat positif, support dari orang-orang terdekat ibu sangat diperlukan untuk menghindari dari stress, depresi, post partum dan dampak-dampak negatif lainnya.
3.  Teori dasar
Konsep dasar untuk menjadi seorang ibu meliputi berbagai aspek diantaranya:
-          Butuh persiapan jasmani dan rohani
-          Dukungan dari pihak keluarga
E.     Elemen Pembentukan Teori Kursi Goyang
DSC_0919
Kesejahteraan wanita setelah melahirkan sangat bergantung pada personality atau kepribadian wanita itu sendiri, support system dukungan pribadi dan support yang diberikan oleh pelayanan maternitas. Ball mengemukakan teori kursi goyang/deck chair yang terdiri dari 3 elemen yaitu:
  1. Pelayanan maternitas
  2.  Pandangan masyarakat terhadap keluarga
  3. Sisi penyangga atau support terhadap kepribadian keluarga
Ketiga elemen tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
  1. Dasar kursi dibentuk oleh pelayanan kebidanan yang berpijak pada pandangan masyarakat tentang keluarga.
  2. Topangan kanan kiri adalah kepribadian wanita, pengalaman hidup.
  3. Topangan tengah (yang menyangga kursi dari belakang kanan-kiri ) adalah keluarga dan support sistem.
  4. Tempat duduk menggambarkan kesejahteraan maternal, yang tergantung pada efektifitas elemen-elemen sebagai berikut:
-          Jika deck chair tidak ditegakkan dengan benar, maka ia akan kolaps/jatuh saat diduduki.
-          Jika kursi tidak di letakkan pada lantai yang kuat maka kursi akan jatuh.
-          Jika bagian-bagiannya tidak cocok satu sama lain mungkin dapat saja menyangga, namun yang menduduki tidak nyaman dan mengalami ketegangan.
Semakin banyak faktor yang dinilai baik, semakin tinggi tingkat kesejahteraan emosional,demikian pula sebaliknya. Namun karena faktor-faktor tersebut saling berinteraksi, maka penilaian yang buruk pada faktor tertentu dapat diseimbangkan dengan penilaian yang baik pada faktor lain, sehingga potensial outcame emosional dapat diperbaiki.
Kesejahteraan keibuan seorang wanita sangat tergantung terhadap efektifitas ketiga elemen tersebut. Jika kursi goyang tidak dipasang sebagaimana mestinya, maka akan runtuh / tidak nyaman.
F.     Konsep Teori Jean Ball
a. Women / wanita
Ball memusatkan perhatiannya terhadap perkembangan emosional, sosial, psikologis wanita dal proses melahirkan.
b. Healt / kesehatan
Merupakan pusat dari model Ball. Tujuan dari post nata care agar wanita-wanita mampu menjadi seorang ibu.
c. Enviroment / lingkungan
Lingkungan sosial dan organisasi dalam sistem dukungan dan pelayanan perawatan post natal.
d. Midwifery / kebidanan
Penelitian asuhan post natal misalnya kurang efektif, kurang pengetahuan tentang kebidanan.
e. Self
Peran bidan dalam meyakinkan wanita dalam perannya sebagai seorang ibu.
 G.    Penelitian Jean Ball
  1. Kesejahteraan wanita setelah melahirkan sangat tergantung pada personality atau kepribadian, sistim dukungan pribadi dan dukungan dari pelayanan maternitas.
  2. Persiapan yang dilakukan bidan pada masa PP akan mempengaruhi respon emosional wanita terhadap perubahan akibat proses kelahiran tersebut.
H.    Faktor – faktor yang Berkaitan
Faktor yg pengaruhi keseimbangan emosional menurut Jean Ball:
a. Faktor masukan:
1. Perasaan rendah diri sehubungan dengan pandangan negatif terhadap akibat menyusui.
2. Seorang tidur selama di RS
3. Nasehat bila terjadi konflik
Faktor-faktor tersebut akan mempengaruhi masa PP 7 hari pertama
b. Faktor yg mempengaruhi kebahagiaan ibu menurut Jean Ball ( Keadaan masa PP 7 hari pertama):
1. Persepsi dan dukungan keluarga pada hari kelahiran.
Sebagian dari ibu merasa rendah diri sehubungan dengan pandangan negatif akibat menyusuui sehingga memerlukan dukungan keluarga terutama suami. Keluarga juga harus membantu si ibu untuk merawat bayinya setelah pulang ke rumah serta si ibu juga memerlukan nasihat-nasihat yang berkenaan dengan mengurusi bayinya/pada saat terjadi konflik antara suami dan istri.
2. Rasa percaya diri ibu.
Lingkungan, keluarga, status sosial, dan status perkawinan dapat berpengaruh pada rasa percaya diri seorang perempuan untuk menjadi seorang ibu.
3. Tingkat kecemasan yaitu pemilihan dan kelas sosial mimikri.
Yaitu tingkat kecemasan ibu yang dihadapkan pada pilihan-pilihan kelas sosial mana yang dapat ditiru.
4. Mendukung pemberian ASI.
Bidan memberikan pengertian pada ibu agar memberikan ASI eksklusif, memberitahu ibu agar tidak perlu khawatir payudaranya akan menjadi tidak kencang, memberitahu manfaat ASI eksklusif bagi pertumbuhan dan perkembangan bayi.
5. Semua lingkungan mendukung.
Hubungan dengan suami dan keluarga atas dasar kepercayaan, asuhan terkoordinasi, wanita memiliki keunikan sehingga memungkinkan untuk berinteraksi secara fleksibel.
6. Rencana asuhan ibu.
Bidan memberikan asuhan post natal pada ibu misalnya memberikan informasi tentang cara menyusui dan merawat bayi dengan benar.
7. Pemantauan ibu pada tingkat perkembangan bayi.
Seorang ibu akan merasa bahagia apabila melihat tumbuh kembang anaknya berjalan dengan baik dan normal. Contohnya ibu akan merasa bahagia dan bangga apabila anaknya mulai bisa berjalan merambat pada kisaran usia 11 bulan.
8. Tanggapan terhadap diri ibu pada hari ke 7 PP dalam menyusui.
Seorang ibu menganggap bahwa setelah melahirkan, payudaranya akan menjadi tidak kencang dan al itu akan mempengaruhi kesejahteraan ibu.
9. Memberi ASI dalam 1 jam PP
Memberikan ASI kepada bayi 1 jam setelah lahir akan memberikan kepuasan menjadi seorang ibu merasa bahagia karena bayinya kahir dengan selamat.
10. 10 Kala IV persalinan
Yaitu kondisi letak rahim ibu sudah kembali normal (rahim di bawah pusat).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar